Monday, May 8, 2017

HUKUM MENGUCAPKAN SELAMAT ULTAH / MILAD

 HUKUM MENGUCAPKAN SELAMAT ULTAH / MILAD




 Ternyata Ulang Tahun TIDAK ADA Dalam Al Quran...  Tetapi Ada Dalam Injil Matius 14 : 6 Dan Injil Markus 6 : 21

Mungkin kurangnya pengetahuan mengenai “ke-Aqidah-an“, masih banyak ummat Islam yang mengikuti ritual paganisme ini.

Apalagi gencarnya media televisi dan media massa lainnya mempublikasikan seremonialnya yang megah.

Ditambah lagi kebiasaan ini sudah jamak dan menjadi hal yang seakan-akan wajib apabila ada anggota keluarga, rekan atau sahabat yang memperingati hari lahirnya.

Dan tak kurang kelirunya sejak di Taman Kanak-kanak dan SD sudah diajarkan secara praktek langsung bahkan ada termaktub dalam buku-buku kurikulum mereka. Wallahu a’lam.

Semoga Allah memberikan hidayah kepada mereka.

Pada masa-masa awal Nasrani generasi pertama (Ahlul Kitab / kaum khawariyyun / pengikut nabi Isa) mereka tidak merayakan Upacara UlangTahun, karena mereka menganggap bahwa pesta ulang tahun itu adalah pesta yang munkar dan hanya pekerjaan orang kafir Paganisme.

Pada masa Herodeslah acara ulang tahun dimeriahkan sebagaimana tertulis dalam Injil Matius 14:6;
Tetapi pada HARI ULANG TAHUN Herodes, menarilah anak Herodes yang perempuan, Herodiaz, ditengah-tengah meraka akan menyukakan hati Herodes. (Matius 14 : 6)

Dalam Injil Markus 6:21
Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes pada HARI ULANG TAHUNNYA mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesarnya, perwira-perwiranya dan orang-orang terkemuka di Galilea. (Markus 6:21)

๐Ÿ‘‰ Look at the Bible, Matthew 14 : 6 and Mark 6:21;
celebrating of birthday is Paganism, and Jesus (Isa, peace be upon him) doesn’t to do it, but Herod.

๐Ÿ‘‰ Matthew 14:6 :
"But when Herod’s birthday was kept, the daughter of Herodias danced before them, and pleased Herod."

Orang Nasrani yang pertama kali mengadakan pesta ulang tahun adalah orang Nasrani Romawi..!!!

Beberapa batang lilin dinyalakan sesuai dengan usia orang yang berulang tahun. Sebuah kue ulang tahun dibuatnya dan dalam pesta itu, kue besar dipotong dan lilinpun ditiup.
(Baca buku : Parasit Aqidah. A.D. El. Marzdedeq, Penerbit Syaamil, hal. 298)


Sudah menjadi kebiasaan kita mengucapkan selamat ulang tahun kepada keluarga maupun teman, sahabat pada hari ULTAHnya. Bahkan tidak sedikit yang aktif dakwah (ustadz dan ustadzah) pun turut larut dalam tradisi jahiliyah ini.

Sedangkan kita sama-sama tahu bahwa tradisi ini
๐Ÿ‘‰ TIDAK PERNAH DIAJARKAN OLEH NABI KITA YG MULIA MUHAMMAD ๏ทบ
dan kita ketahui Rasulullah adalah orang yang paling mengerti cara bermasyarakat, bersosialisasi, paling tahu bagaimana cara menggembirakan para sahabat-sahabatnya.

Rasulullah paling mengerti bagaimana cara mensyukuri hidup dan kenikmatannya.

Rasulullah paling mengerti bagaimana cara menghibur orang yang sedang bersedih.

Rasulullah adalah orang yang PALING MENGERTI CARA BERSYUKUR dalam setiap hal yang di dalamnya ada rasa kegembiraan.

Adapun tradisi ULANG TAHUN ini merupakan tradisi orang-orang Yahudi, Nasrani dan kaum pagan, maka Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam memerintahkan untuk menyelisihinya.

๐Ÿ‘‰ Apakah Rasulullah pernah melakukannya ?

๐Ÿ‘‰ Apakah para sahabat Rasululah pernah melakukannya ?

๐Ÿ‘‰ Apakah para Tabi’in dan Tabiut tabi’in pernah melakukannya ?

Padahal Herodes itu sudah hidup pada jaman Nabi Isa.

Apakah Rasulullah mengikuti tradisi ini ? Apakah 3 generasi terbaik dalam Islam melakukan ritual paganisme ini ?

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda,
“Sebaik-baik umat manusia adalah generasiku (sahabat), kemudian orang-orang yang mengikuti mereka (tabi’in) dan kemudian orang-orang yang mengikuti mereka lagi (tabi’ut tabi’in).”
(Muttafaq 'alaih)

Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda :
“Kamu akan mengkuti cara hidup orang-orang sebelum kamu, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Sehingga jika mereka masuk kedalam lobang biawak kamu pasti akan memasukinya juga”. Para sahabat bertanya, ”Apakah yang engkau maksud adalah kaum Yahudi dan Nasrani wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab: ”Siapa lagi jika bukan mereka?!”.

Rasulullah bersabda:

ู…َู†ْ ุชَุดَุจَّู‡َ ุจِู‚َูˆْู…ٍ ูَู‡ُูˆَ ู…ِู†ْู‡ُู…
ْ“ Man tasabbaha biqaumin fahua minhum”
(Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka.”
( HR. Ahmad dan Abu Daud dari Ibnu Umar).

Allah berfirman;

ูˆَู„َู†ْ ุชَุฑْุถَู‰ ุนَู†ْูƒَ ุงู„ْูŠَู‡ُูˆุฏُ ูˆَู„ุง ุงู„ู†َّุตَุงุฑَู‰ ุญَุชَّู‰ ุชَุชَّุจِุนَ ู…ِู„َّุชَู‡ُู…
ْOrang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.
(QS. Al Baqarah : 120)

ูˆَู„ุง ุชَู‚ْูُ ู…َุง ู„َูŠْุณَ ู„َูƒَ ุจِู‡ِ ุนِู„ْู…ٌ ุฅِู†َّ ุงู„ุณَّู…ْุนَ ูˆَุงู„ْุจَุตَุฑَ ูˆَุงู„ْูُุคَุงุฏَ ูƒُู„ُّ ุฃُูˆู„َุฆِูƒَ ูƒَุงู†َ ุนَู†ْู‡ُ ู…َุณْุฆُูˆู„ุง
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran , pengelihatan, dan hati, semuannya itu akan diminta pertanggung jawabannya.
(QS. Al-Isra’:36)

“… dan kamu mengatakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikitpun juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar.”
(QS. an-Nuur : 15)

Janganlah kita ikut-ikutan, karena tidak mengerti tentang sesuatu perkara. Latah ikut-ikutan memperingati Ulang Tahun, tanpa mengerti darimana asal perayaan tersebut.

Ini penjelasan Nabi tentang sebagian umatnya yang akan meninggalkan tuntunan beliau dan lebih memilih tuntunan dan cara hidup diluar Islam.

Termasuk juga diantaranya adalah peringatan perayaan ULTAH, meskipun ditutupi dengan label SYUKURAN, SELAMATAN atau ucapan selamat MILAD atau Met MILAD, BAARAKALLAHU FII UMRIK agar seakan-akan kelihatan lebih Islami.

Ingatlah ! Sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Rasul shalallahu'alaihi wasallam.


ู…َู†ْ ุนَู…ِู„َ ุนَู…َู„ุงً ู„َูŠْุณَ ุนَู„َูŠْู‡ِ ุฃَู…ْุฑُู†َุง ูَู‡ُูˆَ ุฑَุฏّ
ٌ
“Barangsiapa beramal dengan suatu amalan yang “tidak ada perintah dari kami padanya” maka amalan tersebut TERTOLAK (tidak diterima oleh Allah).” [HR. Muslim]

Rasulullah, para sahabat, tabi’in dan tabiut tabi’in adalah orang yang PALING MENGERTI AGAMA ISLAM.

Mereka tidak mengucapkan dan tidak memperingati Ulang Tahun, walaupun mungkin sebagian manusia menganggapnya baik.


Pahamilah “Kaidah” yang agung ini;

ู„ูˆ ูƒุงู† ุฎูŠุฑุง ู„ุณุจู‚ูˆู† ุงู„ูŠู‡

“Lau Kaana Khairan Lasabaquuna ilaihi”

SEANDAINYA PERBUATAN ITU BAIK, MAKA MEREKA (RASULULLAH, PARA SAHABAT, TABI’IN DAN TABIUT TABI’IN) PASTI LEBIH DAHULU MENGAMALKANNYA.

Karena mereka yg paling tahu tentang nilai sebuah kebaikan, daripada kita yang hidup di jaman sekarang ini.

Jika kita mau merenung apa yang harus dirayakan atau disyukuri
BERKURANGNYA usia kita?
Semakin dekatnya kita dengan KUBUR?
SUDAH SIAPKAH kita untuk itu?
Akankah kita bisa merayakannya tahun depan?

Allah berfirman :

ูŠَุง ุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุขู…َู†ُูˆุง ุงุชَّู‚ُูˆุง ุงู„ู„َّู‡َ ูˆَู„ْุชَู†ْุธُุฑْ ู†َูْุณٌ ู…َุง ู‚َุฏَّู…َุชْ ู„ِุบَุฏٍ ูˆَุงุชَّู‚ُูˆุง ุงู„ู„َّู‡َ ุฅِู†َّ ุงู„ู„َّู‡َ ุฎَุจِูŠุฑٌ ุจِู…َุง ุชَุนْู…َู„ُูˆู†
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri MEMPERHATIKAN apa yang telah diperbuatnya UNTUK HARI ESOK (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr: 18)

Seorang muslim dia dituntut untuk MUHASABAH setiap hari, karena setiap detik yang dilaluinya TIDAK akan pernah kembali lagi sampai nanti dipertemukan oleh ALLAH pada hari penghisaban , yang tidak ada yang bermanfaat pada hari itu baik anak maupun harta kecuali orang yang menghadap ALLAH dengan membawa hati yang ikhlas dan amal yang soleh.

Jadi, alangkah baiknya jika tradisi jahiliyah ini kita buang jauh-jauh dari diri kita, keluarga dan anak-anak kita dan menggantinya dengan tuntunan yg mulia yang diajarkan oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallama..

Saturday, May 6, 2017

Jazakumullah Khairan Katsiran Wa Jazakumullah Ahsanal Jaza

saya menuliskan kalimat Jazakumullah khairan katsiran. Wa jazakumullah ahsanal jaza. Kalimat itu saya cantumkan sebagai ungkapan rasa terima kasih saya kepada teman-teman yang telah ikut mensupport untuk ikut mendoakan ibu saya yang sedang sakit waktu itu dan semoga Allah SWT akan membalas kebaikan mereka semua dengan balasan yang lebih baik lagi.
Rupanya kalimat itu banyak dicari oleh para netter di search engine, terutama arti atau maknanya. Dan banyak netter yang kesasar ke postingan manfaat, keutamaan dan kekuatan do’a, dan di sana belum saya jelaskan makna dan artinya dan mungkin banyak yang kecewa karena apa yang mereka cari tidak ditemukan walau saya tidak bermaksud begitu. Oleh karenanya di kesempatan ini saya ingin menjelaskan arti dari tulisan Jazakumullah Khairan Katsiran Wa Jazakumullah Ahsanal Jaza.
Jazaa = semoga memberi/menambah/membalas, ka = engkau (lelaki tunggal), Allah = Allah. Jazakallah (ุฌَุฒَุงูƒَ ุงู„ู„ู‡ُ) artinya “semoga Allah akan memberi/menambah/membalasmu”, ini digunakan sebagai ungkapan terima kasih atas kebaikan seseorang dan sekaligus sebagai sebuah do’a semoga Allah akan membalas kebaikannya (tunggal / kamu).
Jazaa = semoga memberi/menambah/membalas, kum = kalian (jamak), Allah = Allah. Jazakumullah (ุฌَุฒَุงูƒُู…ُ ุงู„ู„ู‡ُ) artinya “semoga Allah akan memberi/menambah/membalas kalian”, ini digunakan sebagai ungkapan terima kasih atas kebaikan seseorang/sekelompok orang, dan sekaligus sebagai sebuah do’a semoga Allah akan membalas kebaikan mereka (jamak/orang banyak).
Penggunaan hanya dengan kalimat Jazakallah atau Jazakumullah menurut saya masih kurang lengkap (kurang tepat) walaupun makna dan maksudnya sudah bisa dipahami sebagai ungkapan terima kasih dan sekaligus sebagai sebuah do’a semoga Allah akan membalas kebaikanya/mereka. Untuk lengkapnya setelah Jazakallah atau Jazakumullah harus ada penyebutan dalam hal apa Allah akan membalasnya. Jadi setelah Jazakallah atau Jazakumullah perlu ada kalimat berikutnya sebagai penjelasan yakni kalimat Khairan Katsiran (ุฎَูŠْุฑًุง ูƒَุซِูŠْุฑًุง).
Khairan artinya kebaikan, sedangkan Katsiran artinya banyak, jadi Khairan Katsiran artinya kebaikan yang banyak. Sedangkan Ahsanal Jaza artinya balasan yang terbaik. Jadi arti dari “Jazakumullah Khairan Katsiran Wa Jazakumullah Ahsanal Jaza” (ุฌَุฒَุงูƒُู…ُ ุงู„ู„ู‡ُ ุฎَูŠْุฑًุง ูƒَุซِูŠْุฑًุง ูˆَุฌَุฒَุงูƒُู…ُ ุงู„ู„ู‡ُ ุงَุญْุณَู†َ ุงู„ْุฌَุฒَุงุก) adalah semoga Allah SWT akan membalas kalian dengan kebaikan yang banyak dan semoga Allah SWT akan membalas kalian dengan balasan yang terbaik.
Hadit berikut ini mungkin bisa sedikit menjelaskan tentang dasar dari penggunaan istilah tersebut di atas. Dari Usamah bin Zaid r.a bahwasanya Rasulullah SAW bersabda :
ู…ู† ุตُู†ِุนَ ุฅู„ูŠู‡ ู…َุนْุฑُูˆูٌ ูู‚ุงู„ ู„ِูَุงุนِู„ِู‡ِ ุฌَุฒَุงูƒَ ุงู„ู„ู‡ ุฎَูŠْุฑًุง ูَู‚َุฏْ ุฃَุจْู„َุบَ ููŠ ุงู„ุซَّู†َุงุกِ
Artinya “Barangsiapa yang diberikan satu perbuatan kebaikan kepadanya lalu dia membalasnya dengan mengatakan “jazaakallahu khaeron (semoga Allah membalasmu dengan kebaikan), maka sungguh hal itu telah mencukupi dalam menyatakan rasa syukurnya.” (HR.At-Tirmidzi (2035), An-Nasaai dalam Al-kubra (6/53), Al-Maqdisi dalam Al-mukhtarah: 4/1321, Ibnu Hibban: 3413, Al-Bazzar dalam musnadnya:7/54. 
Update :
Ada pertanyaan dari pengunjung (sdr Awe) : Thanks atas sharingnya Bang Alwi. ada 1 pertanyaan, apakah biasanya yang bisa diucapkan oleh orang yang telah menerima kalimat “Jazakallahu khairan katsiran”? apakah cukup dengan kata “amin?”.

Cara Menjawabnya : Menurut fatwa dari Syaikh Abdul Muhsin al-Abbad al-Badr :
Yang lebh utama dalam menjawab kalimat yang ini ialah dg mengulang kalimat tersebut (membalasnya dengan mengatakan : “ูˆุฌุฒุงูƒู… ุงู„ู„ู‡ ุฎูŠุฑุง” atau yang semisalnya. Jika misalnya membalasnya hanya dg ucapan “ูˆุฅูŠุงูƒู…” dan yang semisalnya adalah boleh-boleh saja, namun yang lebih utama adalah membalas dengan mengulang lafadz doa tersebut.
Pertanyaan:
ุงู„ุณุคุงู„: ู‡ู„ ู‡ู†ุงูƒ ุฏู„ูŠู„ ุนู„ู‰ ุฃู† ุงู„ุฑุฏ ูŠูƒูˆู† ุจุตูŠุบุฉ (ูˆุฅูŠุงูƒู…)؟
ูุฃุฌุงุจ: ู„ุง , ุงู„ุฐูŠ ูŠู†ุจุบูŠ ุฃู† ูŠู‚ูˆู„ :(ูˆุฌุฒุงูƒู… ุงู„ู„ู‡ ุฎูŠุฑุง) ูŠุนู†ู‰ ูŠุฏุนู‰ ูƒู…ุง ุฏุนุง, ูˆุฅู† ู‚ุงู„ (ูˆุฅูŠุงูƒู…) ู…ุซู„ุง ุนุทู ุนู„ู‰ ุฌุฒุงูƒู… ,ูŠุนู†ูŠ ู‚ูˆู„ (ูˆุฅูŠุงูƒู…) ูŠุนู†ูŠ ูƒู…ุง ูŠุญุตู„ ู„ู†ุง ูŠุญุตู„ ู„ูƒู… .ู„ูƒู† ุฅุฐุง ู‚ุงู„: ุฃู†ุชู… ุฌุฒุงูƒู… ุงู„ู„ู‡ ุฎูŠุฑุง ูˆู†ุต ุนู„ู‰ ุงู„ุฏุนุงุก ู‡ุฐุง ู„ุง ุดูƒ ุฃู†ู‡ุง ุฃูˆุถุญ ูˆุฃูˆู„ู‰
(ู…ูุฑุบ ู…ู† ุดุฑูŠุท ุฏุฑูˆุณ ุดุฑุญ ุณู†ู† ุงู„ุชุฑู…ุฐูŠ ,ูƒุชุงุจ ุงู„ุจุฑ ูˆุงู„ุตู„ุฉ ,ุฑู‚ู…:222)
Apakah ada dalil bahwa membalasnya (ucapan jazakallohu khoiron) adalah dengan ucapan “wa iyyakum”?
Beliau menjawab:
“Tidak ada dalilnya, namun sepantasnya dia juga mengatakan “wa jazakumullohu khoiron” (dan semoga Allah juga membalasmu dengan kebaikan), yaitu didoakan sebagaimana dia mendoakan, dan seandainya ia mengucapkan semisal “wa iyyakum” (mengikuti) atas ucapan “Jazakum”, yakni ucapan “wa iyyakum” bermakna “sebagaimana kami mendapat kebaikan, semoga kalian juga”.
Akan tetapi jika ia membalasnya dengan ucapan “antum jazakumulloh khoiron” dan mengucapkan dengan lafadz do’a tersebut, tidak diragukan lagi bahwa ini lebih jelas dan lebih utama. Wallahu’alam
Catatan : Mohon dikoreksi jika penjelasan saya tentang arti dari kalimat “Jazakumullah Khairan Katsiran Wa Jazakumullah Ahsanal Jaza” masih kurang pas atau kurang tepat.

sumber : http://m-alwi.com/jazakumullah-khairan-katsiran-wa-jazakumullah-ahsanal-jaza.html